Ketika Takdir Terlihat Tidak Sempurna di Mata Manusia
Dalam sejarah Islam, kita
menemukan sosok-sosok wanita agung yang disebut oleh Rasulullah ﷺ sebagai
pemimpin wanita di surga. Mereka adalah Maryam binti Imran, Asiyah istri
Fir’aun, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah ﷺ.
Yang menarik, takdir hidup mereka terlihat penuh “ketidaksempurnaan” jika
dilihat dengan kacamata manusia biasa. Namun justru dari ujian itu, Allah
mengangkat mereka pada derajat tertinggi.
Maryam:
Wanita Suci Tanpa Suami
Maryam binti Imran adalah
wanita yang dipilih Allah, meski hidupnya penuh ujian. Ia tidak memiliki
pasangan, bahkan dituduh berzina ketika melahirkan Nabi Isa عليه السلام. Namun
Allah menegaskan kesuciannya dalam Al-Qur’an:
“Dan (ingatlah)
Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam
rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat-kalimat
Tuhannya dan kitab-kitab-Nya, dan dia termasuk orang-orang yang taat.”
(QS. At-Tahrim: 12)
Maryam membuktikan bahwa kemuliaan seorang
wanita bukan ditentukan oleh status pernikahan, tetapi oleh ketaqwaannya.
Aisyah:
Istri Tercinta Nabi Tanpa Keturunan
Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha, Ummul
Mukminin, adalah wanita cerdas dan penuh ilmu. Beliau tidak memiliki keturunan,
tetapi justru menjadi ibu bagi kaum mukmin. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Keutamaan Aisyah
atas wanita lain seperti keutamaan tsarid (makanan terbaik) atas makanan
lainnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiadaan anak tidak
menjatuhkan derajat Aisyah, melainkan Allah menggantinya dengan amanah ilmu dan
peran besar dalam meriwayatkan ribuan hadis. Ini mengajarkan bahwa ukuran
keberhasilan seorang wanita bukan hanya pada keturunan, tetapi pada kontribusinya
untuk umat.
Khadijah:
Mendapatkan Jodoh Terbaik di Usia 40 Tahun
Khadijah radhiyallahu ‘anha, wanita bangsawan
Quraisy, tidak segera bertemu jodoh terbaiknya di usia muda. Beliau bertemu
Rasulullah ﷺ ketika usianya 40 tahun. Namun pernikahan itu menjadi sejarah
cinta paling indah, penuh keberkahan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Cukuplah bagimu
dari wanita dunia empat: Maryam binti Imran, Asiyah istri Fir’aun, Khadijah
binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad.”
(HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
Khadijah menjadi bukti bahwa jodoh terbaik
tidak diukur dari usia, melainkan dari keberkahan pertemuan yang Allah
takdirkan.
Fatimah
Az-Zahra: Ujian Kesempitan Ekonomi
Putri tercinta Rasulullah ﷺ, Fatimah
Az-Zahra, hidup dalam kesederhanaan yang luar biasa. Beliau sering lapar,
pakaiannya penuh tambalan, bahkan tangannya kasar karena menggiling gandum
sendiri. Namun ia tetap sabar.
Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya:
“Wahai Fatimah,
tidakkah engkau ridha menjadi pemimpin wanita penghuni surga?”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kesempitan ekonomi tidak mengurangi
kemuliaannya, justru menjadi jalan menuju derajat tertinggi.
Asiyah:
Istri dari Seorang Tiran
Asiyah, istri Fir’aun, adalah teladan bagi
wanita beriman yang diuji dengan pasangan zalim. Fir’aun adalah manusia paling
sombong, tetapi Asiyah tetap teguh dalam iman.
Allah mengabadikan doanya dalam Al-Qur’an:
“Ya Tuhanku,
bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku
dari Fir’aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
(QS. At-Tahrim: 11)
Meskipun diuji dengan suami sejahat Fir’aun,
Asiyah tetap kokoh hingga Allah menempatkannya sebagai pemimpin wanita di
surga.
Pelajaran
bagi Wanita Shalihah Masa Kini
Dari kisah-kisah tersebut, ada beberapa
pelajaran yang bisa kita ambil:
- Takdir Allah bukan berarti kebahagiaan harus
terlihat sempurna di mata manusia.
Allah memilih ujian yang berbeda untuk masing-masing hamba. Ada yang diuji dengan pasangan, ada yang diuji dengan keturunan, ada yang diuji dengan harta, namun semuanya menuju satu tujuan: derajat mulia di sisi Allah. - Ukuran kemuliaan seorang wanita adalah taqwa,
bukan dunia.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Sesungguhnya
dunia ini hanyalah tempat ujian, bukan tempat balasan. Balasan yang hakiki ada
di akhirat.”
- Kesempurnaan hidup bukan berarti tanpa ujian.
Justru ujian adalah tanda kasih sayang Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila
Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa ridha, maka
Allah ridha kepadanya, dan barangsiapa marah, maka Allah murka kepadanya.”
(HR. Tirmidzi)
Obat Bagi
Jiwa yang Rapuh
Bagi wanita shalihah yang sedang diuji,
ingatlah:
- Jika engkau diuji dengan belum bertemu
jodoh, lihatlah Maryam dan Khadijah.
- Jika engkau diuji dengan tidak memiliki
keturunan, lihatlah Aisyah.
- Jika engkau diuji dengan kesempitan ekonomi,
lihatlah Fatimah.
- Jika engkau diuji dengan suami yang zalim
atau keluarga yang menyakiti, lihatlah Asiyah.
Allah tidak menilai hidupmu dari “standar
manusia,” tetapi dari kesabaran dan ketaqwaanmu.
Penutup
Wanita-wanita terbaik penghuni surga bukan
mereka yang hidupnya tampak sempurna di mata manusia, tetapi mereka yang tetap
beriman dan sabar meski takdir terlihat “tidak sempurna.”
Allah berfirman:
“Barangsiapa yang
beramal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan Kami akan beri
balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”
(QS. An-Nahl: 97)
Maka, wahai wanita shalihah, jangan rapuh
oleh cobaan. Ketahuilah, setiap air matamu tidak sia-sia di sisi Allah. Jalanmu
mungkin berbeda, tetapi tujuanmu sama: surga Allah, tempat segala luka
terbalas dengan kebahagiaan abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar