Teks Berjalan

Selamat Datang di Blog abuyasin.com Selamat Datang di Blog abuyasin.com

Rabu, 23 Juli 2025

 


Setiap Detik adalah Ujian: Menjadikan Hidup Amanah Menuju Ridha Allah

“Setiap detik adalah ujian. Hidup adalah amanah. Ia bukan sekadar berjalan atau napas yang bertahan. Ia adalah titipan dari Rabbul ‘Alamin, untuk dijaga dan dituntun ke jalan yakin.”

Dalam kedalaman makna kehidupan, manusia sejatinya bukan sekadar makhluk yang bernapas, melainkan hamba yang diberikan amanah oleh Allah . Detik demi detik yang kita jalani adalah rangkaian ujian, peluang bersyukur atau kelalaian, jalan menuju ridha atau jalan menuju murka.

1. Hidup adalah Amanah dari Rabbul ‘Alamin

Allah berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”
(QS. Al-Ahzab: 72)

Amanah kehidupan yang diemban manusia adalah sesuatu yang agung. Ia bukan hanya tentang mengelola waktu, harta, atau jabatan, melainkan tentang mengelola iman dan ketaatan kepada Allah.

Imam Al-Ghazali menyebutkan dalam Ihya’ ‘Ulumuddin, bahwa manusia akan ditanya tentang hidupnya, umurnya, masa mudanya, hartanya, dan ilmunya. Ini semua menunjukkan bahwa hidup bukan milik kita, tapi titipan yang kelak dimintai pertanggungjawaban.

2. Setiap Detik adalah Ujian

Allah menciptakan kehidupan bukan sebagai hiburan semata, melainkan ujian.

“Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang terbaik amalnya.”
(QS. Al-Mulk: 2)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa tujuan hidup adalah ibadah dan amal terbaik, bukan banyaknya amal tapi kualitasnya — yang paling ikhlas dan paling sesuai sunnah.

Rasulullah bersabda:

“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang: umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan, hartanya dari mana ia peroleh dan ke mana ia belanjakan, dan tubuhnya untuk apa ia gunakan.”
(HR. Tirmidzi)

3. Hidup Bukan Sekadar Berjalan: Tapi Menemukan Arah

Allah berfirman:

“Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”
(QS. Al-Mu’minun: 115)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan:

"Hidup sejati adalah hidupnya hati. Dan hati yang hidup adalah yang mengenal Rabb-nya, mencintai-Nya, dan menuju kepada-Nya."

Maka arah hidup seorang mukmin adalah ridha Allah, bukan popularitas, harta, atau kedudukan. Setiap langkah adalah pilihan: menuju surga atau neraka.

4. Antara Syukur dan Kelalaian

Allah mengingatkan manusia untuk memilih antara dua jalan:

“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”
(QS. Al-Insan: 3)

Dalam tafsirnya, Ath-Thabari menjelaskan bahwa yang bersyukur adalah yang menerima nikmat dan menaati Allah karenanya, sedangkan yang kufur adalah yang lalai dan menolak perintah Allah.

5. Hidup Hanya Persinggahan, Bukan Tempat Abadi

Allah menyebut dunia sebagai:

“Permainan dan senda gurau, dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-An’am: 32)

Rasulullah bersabda:

“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang pengembara.”
(HR. Bukhari)

6. Yang Membawa Bekal Akan Tenang

Allah berfirman:

“Barangsiapa yang beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik.”
(QS. An-Nahl: 97)

Imam Ibnu Taymiyyah berkata:

"Surga bagiku ada di dalam hatiku. Ke mana pun aku pergi, ia selalu bersamaku."

7. Yang Lalai Akan Hilang Arah dan Terang

Allah menyindir manusia yang lalai:

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.”
(QS. Al-Hasyr: 19)

Imam Hasan Al-Bashri berkata:

"Siapa yang mengenal dunia akan tahu bahwa kesenangannya fana. Siapa yang mengenal akhirat, akan tahu bahwa hidup itu sebentar."

8. Jangan Tertipu Gemerlap Dunia

Allah mengingatkan:

“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
(QS. Al-Hadid: 20)

Ibnu Qudamah dalam Mukhtashar Minhajul Qashidin menjelaskan bahwa dunia memikat karena keindahannya, tetapi sering menjadi sebab kebinasaan karena melalaikan.

9. Bangun Jiwa, Teguhkan Iman

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata): Janganlah kamu takut dan janganlah bersedih hati...”
(QS. Fussilat: 30)

Teguh dalam iman berarti konsisten dalam kebaikan walau dalam kesendirian. Imam Syafi’i berkata:

“Bersabarlah atas pahitnya hidup. Sebab, sabar adalah tamengnya orang beriman.”

10. Hidup Sejati Ada di Kehidupan Kemudian

Allah berfirman:

“Sesungguhnya kehidupan akhirat, itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.”
(QS. Al-Ankabut: 64)

Rasulullah mengajarkan doa:

“Ya Allah, jangan jadikan dunia sebagai cita-cita terbesar kami dan puncak ilmu kami.”
(HR. Tirmidzi)

11. Jadikan Hidup untuk Mencari Ridha Allah

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzariyat: 56)

Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata:

“Hakikat ibadah adalah mencintai Allah sepenuh hati, tunduk kepada-Nya, dan terus berusaha mendekat dengan amal shalih.”

“Dan barangsiapa yang menginginkan akhirat serta berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedang ia beriman, maka usaha mereka itu akan diterima.”
(QS. Al-Isra’: 19)

Wahai diri, hidup ini bukan sekadar napas yang berhembus, tetapi amanah dan ujian yang akan dimintai pertanggungjawaban. Bangunlah dari kelalaian, tinggalkan gemerlap semu, dan jadikan dunia sebagai jembatan menuju ridha Allah. Setiap detik adalah kesempatan. Gunakan ia untuk hal yang bernilai kekal.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar