Teks Berjalan

Selamat Datang di Blog abuyasin.com Selamat Datang di Blog abuyasin.com

Senin, 22 September 2025





Syukur: Kunci Ketentraman Hati dan Pintu Rezeki

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang serba cepat dan kompetitif, banyak orang merasa hidupnya kurang. Kurang harta, kurang waktu, kurang penghargaan, atau bahkan merasa kurang dicintai. Perasaan kurang ini perlahan-lahan menggerogoti rasa bahagia dan membawa manusia pada ketidakpuasan yang berkepanjangan. Padahal, jika kita mau sejenak berhenti dan merenung, kita akan menyadari betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan dalam kehidupan kita. Rumah yang nyaman, keluarga yang rukun, udara yang segar, tubuh yang sehat, dan iman yang masih terjaga — semua adalah nikmat yang luar biasa besar.

Namun, tidak semua orang mampu melihat dan merasakan nikmat-nikmat itu. Mengapa? Karena hati yang dipenuhi keluh kesah seringkali menutupi pandangan terhadap karunia Allah. Inilah pentingnya bersyukur, sebuah amalan hati dan lisan yang sering kali terlupakan, namun sejatinya adalah kunci ketentraman hidup dan pembuka pintu rezeki.

Makna Syukur dalam Islam

Secara bahasa, syukur berarti memuji atas kebaikan yang diterima. Dalam konteks syariat, syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang diberikan Allah dengan cara menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang diridhai-Nya. Bersyukur tidak hanya diucapkan lewat lisan, tapi juga tercermin dalam perbuatan dan sikap hidup.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'"
(QS. Ibrahim: 7)

Ayat ini menjadi motivasi yang sangat kuat: syukur adalah jalan menuju pertambahan nikmat. Bahkan, sebaliknya, kufur nikmat bisa mendatangkan azab. Dengan bersyukur, bukan hanya hati kita menjadi tenang, tapi juga Allah akan tambahkan kenikmatan yang lain.

Syukur dalam As-Sunnah

Nabi Muhammad ﷺ adalah contoh terbaik dalam hal bersyukur. Dalam sebuah hadits dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, diceritakan bahwa Rasulullah ﷺ shalat malam hingga kakinya bengkak. Ketika Aisyah bertanya, “Mengapa engkau melakukan ini padahal dosamu telah diampuni, baik yang lalu maupun yang akan datang?” Nabi ﷺ menjawab:

"Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?"
(HR. Bukhari dan Muslim)

Subhanallah, Rasulullah yang sudah dijamin surga dan ampunan saja masih berusaha menjadi hamba yang bersyukur. Bagaimana dengan kita yang penuh kekurangan dan dosa?

Mengapa Kita Harus Bersyukur?

1.     Syukur Membawa Ketenangan Jiwa
Rasa syukur akan membuat hati menjadi lapang dan tidak mudah iri terhadap apa yang dimiliki orang lain. Seorang yang bersyukur akan lebih fokus pada apa yang ia punya, bukan pada apa yang ia tidak punya. Ini adalah modal utama dalam meraih kebahagiaan hakiki.

2.     Syukur Menumbuhkan Optimisme
Dengan bersyukur, seseorang akan menyadari bahwa hidupnya telah diberkahi, sehingga ia tidak mudah putus asa dan tetap bersemangat menjalani hidup, meski dalam kondisi sulit.

3.     Syukur Menjaga Nikmat Tetap Bertahan
Nikmat yang tidak disyukuri bisa saja dicabut. Sebaliknya, nikmat yang disyukuri akan dijaga bahkan ditambah oleh Allah.

4.     Syukur Adalah Ciri Orang Beriman
Dalam Islam, iman dan syukur adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya adalah kebaikan baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar dan itu pun baik baginya."
(HR. Muslim)

Artinya, dalam setiap keadaan   senang maupun susah  seorang mukmin selalu berada dalam kebaikan, selama ia bersyukur dan bersabar.

Bagaimana Cara Bersyukur?

1.     Dengan Hati
Mengakui bahwa semua yang kita miliki berasal dari Allah. Tidak sombong, tidak merasa ini hasil kerja keras sendiri, tetapi menyandarkan segalanya kepada kehendak dan rahmat Allah.

2.     Dengan Lisan
Mengucapkan “Alhamdulillah” dalam setiap keadaan. Selain itu, membiasakan berbicara positif dan mendoakan kebaikan bagi orang lain juga bentuk syukur.

3.     Dengan Perbuatan
Menggunakan nikmat yang diberikan Allah untuk kebaikan. Misalnya, tubuh yang sehat digunakan untuk ibadah, harta digunakan untuk membantu sesama, waktu luang digunakan untuk belajar atau berkarya.

Belajar Melihat Sisi Baik

Terkadang, kita terlalu sibuk melihat kehidupan orang lain yang “terlihat” lebih bahagia, lebih kaya, lebih sukses. Kita lupa bahwa apa yang tampak di luar belum tentu mencerminkan kenyataan. Bisa jadi, di balik senyum orang lain, tersembunyi ujian yang berat. Maka, belajar bersyukur juga berarti belajar melihat ke bawah, bukan ke atas.

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian (dalam hal dunia), dan jangan melihat kepada yang di atas kalian, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Ini adalah resep kebahagiaan yang sangat dalam. Saat kita membandingkan ke atas, kita akan selalu merasa kurang. Tapi saat kita melihat ke bawah, kita akan merasa cukup dan penuh syukur.

Latihan Syukur Harian

Untuk membantu menumbuhkan rasa syukur, kamu bisa melakukan latihan sederhana setiap hari:

  • Tulislah 3 hal yang kamu syukuri hari ini.
    Misalnya: masih diberi kesehatan, punya sahabat yang baik, atau bisa makan makanan favorit.
  • Luangkan waktu 5 menit untuk merenung sebelum tidur.
    Pikirkan kembali kejadian hari ini dan cari sisi baiknya, sekecil apapun itu.
  • Sampaikan terima kasih kepada orang-orang terdekatmu.
    Ini adalah bentuk nyata syukur sosial yang bisa mempererat hubungan.

Penutup: Nikmat Tuhan Manakah yang Kamu Dustakan?

Allah mengulang ayat dalam Surah Ar-Rahman sebanyak 31 kali:

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS. Ar-Rahman)

Ini bukan sekadar pertanyaan retoris, tapi tamparan halus bagi kita semua untuk merenung. Sudahkah kita benar-benar bersyukur atas semua yang telah kita miliki?

Syukur bukan tentang memiliki segalanya, tapi tentang menghargai apa yang ada dan mempercayai bahwa Allah selalu memberi yang terbaik. Jangan menunggu semuanya sempurna baru bersyukur. Justru dengan bersyukur, hidup kita akan terasa sempurna.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar