Teks Berjalan

Selamat Datang di Blog abuyasin.com Selamat Datang di Blog abuyasin.com

Selasa, 09 September 2025

 


Porsi Hidup Setiap Manusia Berbeda: Hikmah, Ujian, dan Jalan Menuju Ridha

Setiap manusia memiliki jalannya masing-masing. Ada yang terlihat mudah, ada yang tampak sulit, ada yang penuh kebahagiaan, ada pula yang dipenuhi air mata. Namun, sesungguhnya tidak ada jalan yang benar-benar sama. Allah ﷻ menciptakan kehidupan dengan takaran yang adil, di mana setiap manusia dipikul sesuai dengan pundaknya sendiri.

1. Porsi Kehidupan Itu Berbeda

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat orang lain seolah lebih beruntung: rezekinya lancar, keluarganya harmonis, kariernya cemerlang. Namun, di balik itu semua, ia mungkin sedang berjuang dengan ujian yang tidak tampak oleh mata. Sebaliknya, ada pula yang terlihat menderita, tetapi sebenarnya hatinya dipenuhi ketenangan karena kedekatan dengan Allah.

Al-Qur’an menegaskan:

نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia.” (QS. Az-Zukhruf: 32)

Ayat ini mengajarkan bahwa segala bentuk pembagian—baik rezeki, kesedihan, maupun cobaan—semuanya sudah diatur oleh Allah sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Tidak ada yang tertukar.

2. Ujian Tidak Ada yang Berat atau Ringan, Semua Sesuai Kemampuan

Sering kita mendengar keluhan: “Mengapa hidupku terasa lebih berat daripada orang lain?” Padahal, Allah telah menegaskan:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Artinya, ujian yang datang tidak pernah salah alamat. Berat bagi kita, karena itu memang sesuai kapasitas kita. Jika terasa menyesakkan, itu justru tanda bahwa Allah sedang mengangkat derajat kita, bukan menjatuhkan.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
"Ujian yang Allah berikan adalah obat, sementara hati dan jiwa manusia adalah tempat yang diobati. Maka, jangan mengira bahwa obat yang pahit itu buruk. Justru di dalamnya ada kesembuhan."

3. Perbedaan Porsi: Rahmat dan Kehikmahan

Allah memberi setiap orang porsi berbeda agar manusia belajar:

  • Bersyukur ketika diberi nikmat.
  • Bersabar ketika diuji.
  • Tidak sombong ketika di atas.
  • Tidak putus asa ketika di bawah.

Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, karena seluruh urusannya adalah baik. Jika ia diberi nikmat, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa musibah, ia bersabar, dan itu baik baginya."

Hadis ini menunjukkan bahwa porsi hidup—apapun bentuknya—selalu mengandung kebaikan, selama kita menyikapinya dengan iman.

4. Perspektif Psikologi Muslim

Dari sisi psikologi, manusia memang diciptakan dengan daya tahan yang berbeda-beda. Ada yang tabah dalam kemiskinan, tapi rapuh dalam urusan hati. Ada pula yang tegar menghadapi penyakit, tetapi goyah ketika kehilangan pekerjaan.

Konsep coping mechanism (mekanisme bertahan) dalam psikologi modern sejalan dengan ajaran Islam tentang sabar dan tawakkal. Seorang muslim yang menyandarkan diri kepada Allah akan lebih kuat menghadapi tekanan hidup, sebab ia yakin bahwa setiap peristiwa adalah bagian dari rencana Ilahi.

Psikologi muslim juga mengajarkan bahwa manusia tidak boleh membandingkan “beban hidup” secara mentah, karena apa yang tampak kecil di mata kita bisa sangat berat bagi orang lain, begitu pula sebaliknya.

5. Jalan Menuju Ridha

Agar kita tidak terjebak dalam rasa iri, putus asa, atau mengeluh berlebihan, ada beberapa sikap yang bisa kita tanamkan:

1.     Menyadari bahwa hidup ini ujian
Allah ﷻ berfirman:

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya: 35)

2.     Berhenti membandingkan hidup dengan orang lain
Imam Hasan Al-Bashri berkata: “Janganlah engkau iri kepada orang yang diberi dunia, karena kenikmatan itu bisa jadi adalah jalan baginya menuju kebinasaan.”

3.     Melatih syukur dan sabar dalam keseharian
Syukur menjaga nikmat agar tetap bertambah, sabar menjaga hati agar tetap tenang.

4.     Membangun makna di balik ujian
Dalam psikologi, orang yang menemukan makna dalam penderitaan akan lebih tangguh. Dalam Islam, makna tertinggi adalah mendekatkan diri kepada Allah.

Penutup

Hidup ini bukan tentang siapa yang paling ringan bebannya atau siapa yang paling banyak nikmatnya, melainkan siapa yang paling benar menyikapi porsinya. Karena setiap langkah kita, setiap air mata, setiap tawa, semua tercatat dan akan kembali kepada Allah.

Maka, jangan pernah merasa hidupmu lebih berat dari orang lain. Jangan pula meremehkan beban orang lain yang terlihat kecil. Setiap pundak punya ukurannya masing-masing.

Bersyukurlah atas nikmat, bersabarlah atas ujian, dan yakinlah bahwa semua porsi kehidupan adalah jalan menuju ridha Allah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar