Teks Berjalan

Selamat Datang di Blog abuyasin.com Selamat Datang di Blog abuyasin.com

Sabtu, 05 Oktober 2024



Kemarin Sudah Berlalu, Esok Belum Datang, yang Kita Punya Hanya Hari Ini

Hidup adalah perjalanan yang tidak pernah berhenti. Waktu mengalir seperti sungai kita tidak dapat memutar arusnya kembali, dan kita pun tak bisa melompat ke masa depan sebelum waktunya. Di antara kemarin yang telah pergi dan esok yang belum tiba, kita hanya benar-benar memiliki satu hal: hari ini.
Kesadaran ini terdengar sederhana, namun justru sering kita lupakan. Banyak orang tenggelam dalam penyesalan masa lalu atau larut dalam kecemasan akan masa depan, sehingga kehilangan kesempatan untuk hidup sepenuhnya di saat ini.

Belajar dari Kemarin Tanpa Terjebak di Masa Lalu

Kemarin adalah buku catatan penuh pelajaran. Di sana ada kegagalan yang mengajarkan kita untuk bangkit, keberhasilan yang memberi kita rasa percaya diri, dan pengalaman pahit yang membentuk ketangguhan. Namun, yang sering menjadi masalah adalah ketika kita mengulang-ulang lembaran itu tanpa mau menutupnya.
Psikolog menyebut ini sebagai rumination, yaitu kecenderungan memutar ulang kejadian di kepala kita secara berlebihan. Hal ini menguras energi emosional dan menghalangi kita untuk bergerak maju.

Pepatah lama berkata: "Jangan menangisi susu yang telah tumpah." Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan prinsip ini melalui sabdanya:
"Janganlah engkau mengatakan 'seandainya' karena itu membuka pintu setan." (HR. Muslim)
Artinya, terlalu terpaku pada kata andai saja hanya akan memperburuk keadaan. Yang perlu kita lakukan adalah mengambil pelajaran, memaafkan diri, dan melangkah dengan hati yang lebih kuat.

Esok Adalah Harapan, Tetapi Kita Tidak Memegangnya

Masa depan adalah ladang kemungkinan. Kita menabur benih hari ini dengan harapan memetik buahnya kelak. Akan tetapi, esok adalah wilayah yang belum kita miliki. Kita boleh merencanakan, tetapi kita tidak dapat mengendalikan sepenuhnya.

Filsuf Stoik, Marcus Aurelius, pernah berkata: "Jangan biarkan masa depan mengganggumu. Jika harus menghadapinya, kamu akan menghadapinya dengan senjata yang sama yang membantumu hari ini."
Demikian pula, dalam Al-Qur’an Allah mengingatkan:
"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu: 'Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok,' kecuali (dengan menyebut) 'Insya Allah'." (QS. Al-Kahfi: 23-24)

Ini adalah pelajaran bahwa masa depan harus disertai dengan persiapan, tapi tidak boleh menggerogoti ketenangan jiwa kita hari ini.

Hari Ini: Momen yang Benar-Benar Kita Miliki

Faktanya, yang benar-benar berada di genggaman kita hanyalah waktu sekarang. Setiap detik yang lewat adalah kesempatan yang tidak akan kembali. Jika hari ini kita sia-siakan, maka kita kehilangan bagian hidup yang berharga.

Hidup di masa kini tidak berarti mengabaikan masa depan atau melupakan masa lalu, melainkan menempatkan keduanya pada porsi yang tepat. Ini sejalan dengan konsep mindfulness dalam psikologi modern, yaitu kesadaran penuh akan momen yang sedang dijalani tanpa terjebak pikiran yang melayang ke masa lalu atau masa depan.

Cara Memaksimalkan Hari Ini

  1. Fokus pada Hal yang Bisa Dikendalikan
    Berhenti memikirkan hal-hal di luar kendali kita. Alihkan energi pada langkah nyata yang bisa dilakukan sekarang.
  2. Berbuat Baik, Sekecil Apa Pun
    Tindakan positif, meski kecil, akan menciptakan efek domino yang membahagiakan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
  3. Nikmati Momen Kecil
    Kebahagiaan tidak selalu datang dari pencapaian besar, tetapi juga dari momen sederhana yang kita nikmati sepenuh hati.
  4. Tetapkan Niat Harian
    Awali pagi dengan niat jelas, agar sepanjang hari kita memiliki arah dan rasa tujuan.

Hidup dengan Kesadaran Penuh

Kehidupan yang bermakna bukanlah perlombaan untuk mencapai masa depan secepat mungkin atau tempat berdiam di masa lalu. Kebahagiaan sesungguhnya hadir ketika kita sepenuhnya hidup di sini dan sekarang, sambil tetap belajar dari kemarin dan mempersiapkan diri untuk esok.

Rasulullah SAW bersabda:
"Jika engkau berada di waktu sore, maka jangan tunggu waktu pagi; dan jika engkau berada di waktu pagi, maka jangan tunggu waktu sore." (HR. Bukhari)
Hadis ini adalah pengingat yang tegas bahwa waktu adalah amanah yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, tanpa menunda kebaikan atau pekerjaan yang bisa dilakukan hari ini.

Kemarin sudah menjadi sejarah, esok masih misteri, dan hari ini adalah hadiah. Mari kita syukuri, nikmati, dan maksimalkan setiap detik yang kita punya, karena di sanalah letak kekuatan hidup yang sesungguhnya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar