Kemarin Sudah Berlalu, Esok
Belum Datang, yang Kita Punya Hanya Hari Ini
Hidup adalah perjalanan yang tidak pernah
berhenti. Waktu mengalir seperti sungai kita tidak dapat memutar arusnya
kembali, dan kita pun tak bisa melompat ke masa depan sebelum waktunya. Di
antara kemarin yang telah pergi dan esok yang belum tiba, kita hanya
benar-benar memiliki satu hal: hari ini.
Kesadaran ini terdengar sederhana, namun justru sering kita lupakan. Banyak
orang tenggelam dalam penyesalan masa lalu atau larut dalam kecemasan akan masa
depan, sehingga kehilangan kesempatan untuk hidup sepenuhnya di saat ini.
Belajar
dari Kemarin Tanpa Terjebak di Masa Lalu
Kemarin adalah buku catatan penuh pelajaran.
Di sana ada kegagalan yang mengajarkan kita untuk bangkit, keberhasilan yang
memberi kita rasa percaya diri, dan pengalaman pahit yang membentuk
ketangguhan. Namun, yang sering menjadi masalah adalah ketika kita mengulang-ulang lembaran itu tanpa mau
menutupnya.
Psikolog menyebut ini sebagai rumination, yaitu kecenderungan memutar
ulang kejadian di kepala kita secara berlebihan. Hal ini menguras energi
emosional dan menghalangi kita untuk bergerak maju.
Pepatah lama berkata: "Jangan
menangisi susu yang telah tumpah." Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW juga
mengajarkan prinsip ini melalui sabdanya:
"Janganlah engkau mengatakan 'seandainya' karena itu membuka pintu
setan." (HR. Muslim)
Artinya, terlalu terpaku pada kata andai saja hanya akan memperburuk
keadaan. Yang perlu kita lakukan adalah mengambil pelajaran, memaafkan diri,
dan melangkah dengan hati yang lebih kuat.
Esok
Adalah Harapan, Tetapi Kita Tidak Memegangnya
Masa depan adalah ladang kemungkinan. Kita
menabur benih hari ini dengan harapan memetik buahnya kelak. Akan tetapi, esok
adalah wilayah yang belum kita miliki. Kita boleh merencanakan, tetapi kita
tidak dapat mengendalikan sepenuhnya.
Filsuf Stoik, Marcus Aurelius, pernah
berkata: "Jangan biarkan masa depan mengganggumu. Jika harus
menghadapinya, kamu akan menghadapinya dengan senjata yang sama yang membantumu
hari ini."
Demikian pula, dalam Al-Qur’an Allah mengingatkan:
"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu: 'Sesungguhnya aku akan
mengerjakan itu besok,' kecuali (dengan menyebut) 'Insya Allah'." (QS.
Al-Kahfi: 23-24)
Ini adalah pelajaran bahwa masa depan harus
disertai dengan persiapan, tapi tidak boleh menggerogoti ketenangan jiwa kita
hari ini.
Hari Ini:
Momen yang Benar-Benar Kita Miliki
Faktanya, yang benar-benar berada di
genggaman kita hanyalah waktu sekarang.
Setiap detik yang lewat adalah kesempatan yang tidak akan kembali. Jika hari
ini kita sia-siakan, maka kita kehilangan bagian hidup yang berharga.
Hidup di masa kini tidak berarti mengabaikan
masa depan atau melupakan masa lalu, melainkan menempatkan keduanya pada porsi yang tepat. Ini sejalan dengan
konsep mindfulness dalam psikologi modern, yaitu kesadaran penuh akan
momen yang sedang dijalani tanpa terjebak pikiran yang melayang ke masa lalu
atau masa depan.
Cara
Memaksimalkan Hari Ini
- Fokus pada Hal yang Bisa Dikendalikan
Berhenti memikirkan hal-hal di luar kendali kita. Alihkan energi pada langkah nyata yang bisa dilakukan sekarang. - Berbuat Baik, Sekecil Apa Pun
Tindakan positif, meski kecil, akan menciptakan efek domino yang membahagiakan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. - Nikmati Momen Kecil
Kebahagiaan tidak selalu datang dari pencapaian besar, tetapi juga dari momen sederhana yang kita nikmati sepenuh hati. - Tetapkan Niat Harian
Awali pagi dengan niat jelas, agar sepanjang hari kita memiliki arah dan rasa tujuan.
Hidup
dengan Kesadaran Penuh
Kehidupan yang bermakna bukanlah perlombaan
untuk mencapai masa depan secepat mungkin atau tempat berdiam di masa lalu.
Kebahagiaan sesungguhnya hadir ketika kita sepenuhnya hidup di sini dan
sekarang, sambil tetap belajar dari kemarin dan mempersiapkan diri untuk
esok.
Rasulullah SAW bersabda:
"Jika engkau berada di waktu sore, maka jangan tunggu waktu pagi; dan
jika engkau berada di waktu pagi, maka jangan tunggu waktu sore." (HR.
Bukhari)
Hadis ini adalah pengingat yang tegas bahwa waktu adalah amanah yang harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya, tanpa menunda kebaikan atau pekerjaan yang bisa
dilakukan hari ini.
Kemarin sudah menjadi sejarah, esok masih
misteri, dan hari ini adalah hadiah. Mari
kita syukuri, nikmati, dan maksimalkan setiap detik yang kita punya, karena di
sanalah letak kekuatan hidup yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar