"Membaca buku-buku yang baik berarti memberi makanan rohani yang
baik."
Buya Hamka
Buku bukan sekadar tumpukan kertas berisi huruf. Buku adalah jendela ke
dunia ilmu, jalan sunyi menuju pencerahan, dan ladang amal yang tak pernah
mati. Siapa pun yang mencintai buku, sejatinya tengah mencintai kehidupannya
sendiri.
1. Membaca Adalah Perintah Ilahi
Perintah pertama yang turun kepada Rasulullah ﷺ bukan perintah shalat
atau zakat, tapi:
"Iqra'!" Bacalah! (QS.
Al-‘Alaq: 1)
Membaca dalam Islam bukan hanya kegiatan akademis, tapi tanggung jawab spiritual. Ia
adalah gerbang ilmu, dan ilmu adalah jalan menuju takut kepada Allah:
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya
hanyalah para ulama." (QS. Fathir: 28)
Dengan membaca, seorang Muslim mendekat kepada hikmah, menyelami lautan
pengetahuan, dan menyelamatkan jiwanya dari kebodohan.
2. Ulama dan Ilmuwan yang Mengorbankan Segalanya
Demi Buku
Sejarah Islam penuh dengan kisah inspiratif tentang cinta luar biasa
terhadap ilmu. Bukan sekadar membaca di waktu senggang, mereka mengorbankan
nyawa, harta, bahkan kenyamanan hidup demi buku dan ilmu pengetahuan.
Abu Raihan Al-Biruni
Ia menghabiskan 40 tahun
demi berburu satu naskah langka: Safar al-Asfar karya Abu Bakar Ar-Razi.
Sebuah perjalanan yang bukan hanya fisik, tapi juga spiritual.
Hunain bin
Ishaq
Ilmuwan besar ini menempuh perjalanan lintas negara: Irak, Suriah, Palestina, dan Mesir demi mendapatkan
Kitab al-Burhan karya Galinus. Ia hanya berhasil menemukan separuhnya, namun itu cukup membuatnya
menjadi legenda penerjemah dan pengumpul ilmu kedokteran klasik.
📖 Sayyid Qutb
Dalam jeruji penjara, dalam
kondisi sakit, ia tetap meluangkan 10 jam setiap hari untuk membaca dan menulis tafsir monumental Fii
Dzilalil Qur’an. Ia tidak menunggu kondisi ideal, karena bagi orang berilmu, setiap napas adalah
peluang untuk menulis dan berpikir.
Imam Abu
Dawud
Ibnu Dasah meriwayatkan, bahwa baju Imam Abu Dawud dibuat berlengan longgar untuk menyimpan kitab.
Ketika ditanya, beliau menjawab:
"Lengan yang longgar sebagai tempat menyimpan kitab, dan yang
sempit tidak memiliki kegunaan."
(Tadzkiratul Huffadz, Adz-Dzahabi, Jilid II)
3. Mengapa Membaca Buku Itu Penting?
a. Memberi Gizi Rohani
Seperti dikatakan Buya Hamka, buku yang baik adalah makanan bagi jiwa. Jiwa yang sehat
tidak hanya butuh ibadah, tapi juga ilmu,
inspirasi, dan pemahaman.
b. Menjadi Teman di Saat Sepi
Buku adalah teman yang tak pernah mengecewakan. Ketika manusia menjauh,
buku tetap setia menemani, mengajak berdialog, bahkan memotivasi saat iman
melemah.
c. Menambah Kedewasaan dan Wawasan
Buku memperluas sudut pandang, mengasah pemikiran, dan menanamkan nilai.
Mereka yang terbiasa membaca, biasanya lebih bijak dalam menyikapi perbedaan.
d. Mewariskan Kebaikan Tanpa Henti
Jika engkau menulis atau menyebarkan buku yang baik, maka pahala
jariyah akan terus mengalir meski engkau sudah tiada.
📝 4. Tips Memulai Kecintaan Membaca Buku
1. Pilih
buku yang sesuai minat dan bernilai spiritual.
Mulailah dengan buku-buku ringan tapi penuh hikmah.
2. Sediakan
waktu khusus setiap hari.
Bahkan 15 menit konsisten akan berdampak besar dalam jangka panjang.
3. Bawa buku
ke mana pun kamu pergi.
Jadikan buku teman setia di tas, maupun perangkat digital
4. Gabungkan
dengan menulis.
Membaca yang baik akan terasa lebih bermanfaat bila disertai catatan, renungan,
atau tulisan lanjutan.
Penutup: Hidupkan Jiwa dengan Buku
Membaca bukan sekadar hobi. Ia adalah ibadah, perjuangan, dan penanda kesungguhan. Jadikan buku
sebagai bagian dari keseharianmu, dan niscaya hidupmu akan lebih bermakna.
"Jika kamu ingin menguasai dunia, kuasailah buku terlebih
dahulu."
(Kutipan inspiratif dari berbagai
tokoh)
Mari hidupkan budaya baca, wariskan semangat ilmu, dan ciptakan
peradaban dari halaman demi halaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar