Teks Berjalan

Selamat Datang di Blog abuyasin.com Selamat Datang di Blog abuyasin.com

Rabu, 30 April 2025

Buat Mereka Menunggu Selamanya: Teguhkan Langkah, Jangan Menyerah Dalam perjalanan

 

Dalam hidup kita akan selalu menemukan dua jenis penonton:

Yang pertama, mereka yang berharap kita gagal.

Yang kedua, mereka yang menunggu kita menyerah.

Namun kita hanya perlu menjalankan satu tugas: buat mereka menunggu selamanya.

Bukan karena kita ingin menyombongkan diri, tapi karena kita tahu siapa diri kita dan apa yang sedang kita perjuangkan. Dalam setiap langkah, selalu ada suara negative baik dari luar maupun dari dalam. Tapi, seperti yang dikatakan oleh Imam Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam Al-Hikam:

“Jangan berharap bisa keluar dari tekanan, jika engkau belum menyerahkan seluruh urusanmu pada Allah.”

1. Mereka Menunggu Kita Gagal – Tapi Gagal Itu Bukan Akhir, Melainkan Batu Loncatan

Banyak orang menunggu kita jatuh bukan karena mereka membenci kita, tapi karena keberhasilan kita seringkali tanpa sadar mengusik zona nyaman mereka. Keberhasilan seseorang bisa menjadi cermin yang memantulkan rasa tidak aman atau perbandingan yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Maka, tak heran jika ada saja yang berharap kita gagal, agar mereka tak perlu merasa tertinggal atau terancam oleh pencapaian kita.

Namun ingatlah dengan teguh, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, justru seringkali menjadi fondasi yang kokoh untuk membangun keberhasilan yang lebih besar dan lebih bermakna.

“Orang sukses berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan lainnya tanpa kehilangan antusiasme.”

Winston Churchill

Contoh nyata dari prinsip yang memberdayakan ini adalah kisah Thomas Edison, sang penemu bola lampu yang revolusioner. Catatan sejarah menunjukkan bahwa ia mengalami ribuan kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil menciptakan bola lampu yang praktis. Ketika ditanya oleh seseorang mengapa ia tidak menyerah setelah begitu banyak kegagalan, dengan keyakinan yang tak tergoyahkan, Edison menjawab:


“Saya tidak gagal 10.000 kali. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak berhasil.”


Pelajaran penting yang bisa kita petik dari kisah ini adalah bahwa kegagalan bukanlah alasan untuk menghentikan langkah, melainkan umpan balik yang berharga untuk mengevaluasi, memperbaiki strategi, dan mencoba kembali dengan pemahaman yang lebih mendalam. Setiap kegagalan adalah anak tangga menuju kesuksesan.

2. Mereka Menunggu Kita Menyerah – Tapi Kita Tidak Akan Berhenti Karena Kita Tahu Nilai Ketahanan

Menyerah adalah sebuah pilihan, sebuah keputusan untuk mengakhiri perjuangan. Namun, selama kita dengan sadar dan teguh tidak memilih opsi tersebut, kita akan tetap berada di jalur perkembangan dan pencapaian. Ketahanan adalah kunci untuk melewati rintangan dan mencapai tujuan kita.

Dalam khazanah motivasi Islam, Ustadz Salim A. Fillah dengan indah menyampaikan:

“Jangan mematikan harapan hanya karena jalan tampak berat. Seringkali Allah menunda jawaban doa karena Ia ingin engkau tumbuh lebih kuat dalam prosesnya.”

Menyerah adalah kekalahan yang sesungguhnya, jauh lebih merugikan daripada sekadar kegagalan. Kegagalan masih menyisakan ruang untuk belajar dan bangkit kembali. Namun, menyerah menutup rapat semua pintu potensi dan kesempatan untuk meraih apa yang kita impikan.

Les Brown, seorang motivator internasional yang karismatik, dengan penuh semangat menegaskan:

“You are never too old to set another goal or to dream a new dream.” (Kamu tidak pernah terlalu tua untuk menetapkan tujuan lain atau memimpikan mimpi yang baru.)

Dengan kata lain, menyerah hanya akan merampas kesempatan kita untuk merasakan kebahagiaan dan kepuasan dari sebuah kebangkitan dan pencapaian setelah melewati masa-masa sulit.

3. Islam Mengajarkan Optimisme yang Aktif, Bukan Pesimisme yang Melumpuhkan

Dalam kitab suci Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta'ala berulang kali menekankan pentingnya harapan dan larangan untuk berputus asa:

“Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir.”

(QS. Yusuf: 87)

Optimisme dalam Islam bukanlah sekadar perasaan positif yang pasif, melainkan keyakinan yang aktif mendorong kita untuk berusaha dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh, yakin bahwa pertolongan Allah akan datang pada waktu yang tepat. Sebaliknya, pesimisme seringkali merupakan bisikan setan yang melemahkan semangat dan membuat manusia enggan untuk berjuang dan menghadapi tantangan.

Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, teladan utama kita, tidak pernah menyerah dalam menyampaikan kebenaran, meskipun menghadapi penolakan dan permusuhan yang luar biasa dari sekitarnya.

Salah satu contoh yang sangat menginspirasi adalah peristiwa di Thaif. Ketika beliau berdakwah kepada penduduk Thaif, beliau justru dilempari batu, diusir dengan kasar, dan dihina. Namun, dalam kondisi yang sangat sulit tersebut, beliau tidak mengucapkan kata-kata putus asa atau kemarahan, melainkan sebuah doa yang menunjukkan kekuatan iman dan keyakinannya kepada Allah:

“Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli…”

Kekuatan keyakinan yang mendalam dan ketidakpedulian terhadap hinaan manusia demi meraih ridha Allah inilah yang akan membungkam suara-suara sumbang yang meremehkan dan mencoba menghentikan langkah kita.

4. Jalan Hidupmu Adalah Perjalanan Pribadi, Bukan Ajang Pembuktian Diri Kepada Setiap Orang

Terkadang, tanpa kita sadari, kita terlalu fokus dan menghabiskan energi untuk membuktikan nilai diri kita kepada orang lain. Padahal, tugas utama kita di dunia ini bukanlah untuk mendapatkan validasi dari setiap individu, melainkan untuk terus berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri sesuai dengan potensi dan karunia yang telah Allah berikan.

K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dengan bijak mengingatkan:

“Sibuk membuktikan diri kepada manusia adalah bentuk kegagalan pertama. Karena engkau akan habis oleh ekspektasi manusia yang tidak pernah ada batasnya, dan melupakan fokus utama yaitu meraih ridha Allah.”

Tidak perlu membalas setiap hinaan dengan kata-kata, cukup buktikan kualitas diri melalui karya nyata dan pencapaian yang bermanfaat. Tidak perlu menanggapi setiap cibiran dengan emosi, cukup teruskan langkah dengan fokus dan keyakinan pada tujuan yang telah ditetapkan.

Robin Sharma, seorang motivator dan penulis terkenal dunia, dalam bukunya The Monk Who Sold His Ferrari, menuliskan sebuah pengingat yang relevan:

“Critics are spectators, not players. Don’t let them distract you from your mission.” (Para pengkritik hanyalah penonton, bukan pemain. Jangan biarkan mereka mengalihkan perhatianmu dari misimu.)

Mereka yang hanya menunggu kita gagal atau menyerah seringkali tidak benar-benar terlibat dalam perjuangan yang sedang kita jalani. Oleh karena itu, tidak sepantasnya suara-suara mereka yang tidak berkontribusi secara konstruktif memiliki kekuatan untuk menghentikan langkah kita menuju impian.

5. Jadikan Setiap Langkahmu Sebagai Ladang Amal Kebaikan dan Sumber Keteladanan yang   Menginspirasi

Dalam ajaran Islam yang mulia, setiap usaha yang dilakukan dengan niat yang baik dan cara yang benar adalah sebuah bentuk ibadah yang bernilai di sisi Allah. Bahkan jika hasil akhir dari usaha kita tidak sesuai dengan ekspektasi manusia, bisa jadi di sisi Allah, setiap tetes keringat dan setiap upaya yang sungguh-sungguh akan dicatat sebagai amal kebaikan yang berlipat ganda pahalanya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba, yang jika bekerja, dia menyempurnakannya.”

(HR. Thabrani)

Hadis ini mengajarkan kita bahwa yang terpenting bukanlah semata-mata hasil akhir, melainkan kualitas proses dan kesungguhan dalam setiap tindakan kita. Selama kita terus berusaha untuk memberikan yang terbaik, terus belajar dan menyempurnakan setiap amal perbuatan kita, maka keberhasilan sejati sedang kita tanam dan tuai, meskipun mungkin belum terlihat secara kasat mata dalam jangka pendek.

Seperti yang diungkapkan oleh motivator legendaris, Zig Ziglar:

“Success means doing the best we can with what we have. Success is the doing, not the getting.” (Kesuksesan berarti melakukan yang terbaik yang kita bisa dengan apa yang kita miliki. Kesuksesan adalah proses melakukan, bukan sekadar mendapatkan hasil.)

Oleh karena itu, fokuslah pada kualitas setiap langkah, pada integritas dalam setiap tindakan, dan pada dampak positif yang bisa kita berikan kepada orang lain melalui usaha kita. Dengan demikian, perjalanan hidup kita akan menjadi lebih bermakna dan memberikan inspirasi bagi orang-orang di sekitar kita.

“ Teruslah Melangkah dengan Keyakinan, Jangan Pernah Biarkan Mereka Meraih Kemenangan Atas Impianmu”

Jika hari ini kamu merasakan beratnya perjuangan dan godaan untuk menyerah mulai menghampiri, ingatlah bahwa kamu tidak sendirian. Bahkan para nabi dan orang-orang saleh terdahulu pun pernah diuji dengan rasa putus asa dan tantangan yang luar biasa. Namun, yang membedakan mereka adalah keteguhan hati dan keengganan mereka untuk menyerah pada keadaan. Maka, kamu pun memiliki kekuatan yang sama untuk bangkit dan melanjutkan perjalananmu.

Biarkan mereka yang meragukanmu terus menunggu kegagalanmu. Biarkan mereka yang sinis terus menanti engkau berhenti berjuang. Namun, kamu memiliki tugas yang jauh lebih mulia dan penting:

Teruslah melangkah dengan keyakinan yang teguh. Teruslah memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik. Dan teruslah berjuang hingga impianmu menjadi kenyataan, membuat mereka menunggu untuk selamanya.

“Karena yang paling berbahaya bukanlah orang yang hebat dengan segala kesempurnaannya, tapi orang biasa yang memiliki tekad yang membaja dan tak pernah mau berhenti berusaha.”

Kata Kunci untuk Dirimu Hari Ini:

·  Fokuskan energimu pada kualitas proses, bukan pada komentar negatif orang lain.

· Jadikan setiap kegagalan sebagai pelajaran berharga, bukan sebagai alasan untuk berhenti.

·Menyerah bukanlah pilihan yang ada dalam kamus seorang pejuang sejati.

·Ingatlah bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga menghargai setiap usaha dan kesungguhanmu.

·Jadikan setiap langkahmu sebagai ibadah dan sumber inspirasi bagi orang lain

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar